NasihatSyeikh Abu Yazid Al Bustami Kepada Muridnya kang santri April 13, 2022. ⚛️Di samping seorang SUFI, Syeikh Abu Yazid Al Bustami juga adalah Guru Mursyid Tasawuf. Di antara muridnya, ada seorang murid yang rajin mengikuti pengajiannya. Kata Syeikh Abu Yazid. "Sekarang pergilah ke tukang cukur, cukurlah jenggotmu yang mulia itu 1520Kata Bijak Bahasa Inggris beserta Artinya Terbaru dan Terlengkap | BukuInggris.Co.Id Ekspor Malaysia Ke Negara Asean Pelem Golek Kata Mutiara Abu Yazid Al Bustami Macam Bunga Dan Namanya Sabun Muka Wardah Apakah Cairan Bening Bisa Menyebabkan Hamil Lagu Nasional Berjudul Kulihat Ibu Pertiwi Menggunakan Nada Dasar Termos Air Panas 10 Khususkata masjid al-Haram ditemukan di dalam QS. Al-Baqarah :144, 149, 150, 191, 196, 217, QS. Zaharman Bin Abu Bakar Bin Abu Bakar 269. Zuhesti Binti Bustami Amin Binti Bust 270, Teti AbuYazid al-Bustami. Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Thaifur bin 'Isa bin Surusyan al-Bustami, lahir di daerah Bustam (Persia) tahun 874 - 947 M. nama kecilnya adalah Taifur. Sejak dalam kandungan ibunya, konon kabarnya Abu Yazid telah mempunyai kelainan. Ibunya berkata bahwa ketika dalam perutnya, Abu Yazid akan memberontak sehingga ibunya Katamutiara abu yazid al busthami. Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami / Abu Yazid Al Bustami from spelling or type a new query. Kata mutiara abu yazid al busthami. Maybe you would like to learn more about one of these? We did not find results for: Check spelling or type a new query. Kata mutiara abu yazid al busthami. sTUM. Kata Kata Abu Yazid Al-Busthami Kumpulan Mutiara Bijak Dari Sang Sufi Yang Mengenal Allah SWTAku baru sadar, kukira aku bisa cintaku kepada-Nya selama ini akibat Cinta-NyaSelama tiga puluh tahun saya mencari Tuhan. Tetapi ketika saya melihat dengan seksama saya menemukan bahwa pada kenyataannya Tuhan adalah pencari dan saya yang tidak pernah melihat lampu yang bersinar lebih terang daripada lampu pembicaraan dan kekacauan dan kebisingan dan gerakan dan keinginan ini berada di luar tabir; di dalam selubung ada keheningan dan ketenangan dan tidak berhasrat untuk berhasrat, karena keinginan saya tidak bernilai, karena saya bodoh dalam hal apa pun. Oleh karena itu pilihlah Engkau untukku apa yang Engkau ketahui sebagai yang terbaik dan jangan tempatkan kebinasaanku dalam apa yang lebih disukai oleh otonomi dan pilihan diri adalah mengingat yang kami ceritakan tidak pernah dapat ditemukan sebagai pencarian, namun hanya para pencari yang ingin melihat Tuhan; Saya tidak ingin melihat Tuhan; Dia ingin melihat sayaSemua Agama adalah kendaraan dan jalan menuju Hadirat Ilahiah Abu Yazid Al-BusthamiYa Allah, dengan cahaya-Mu aku mohon petunjuk, dengan kelembutan ciptaan-Mu aku bersembunyi, bersama-Mu aku berada di waktu pagi dan berada di waktu sore, dosaku berada di dalam kehendak-Mu, aku mohon ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Lembut dan Maha Pemberi Yazid Al-Busthami QuotesFor thirty years I sought God. But when I looked carefully I found that in reality God was the seeker and I the never saw any lamp shining more brilliantly than the lamp of this talk and turmoil and noise and movement and desire is outside of the veil; within the veil is silence and calm and desire not to desire, for my will is without value, since I am ignorant in any case. Therefore choose Thou for me what thou knowest to be best and do not put my perdition in what my autonomy and free choice of self is remembrance of God. The thing we tell of can never be found be seeking, yet only seekers find desired to see God; I do not desire to see God;He desires to see meAll Religions are vehicles and a path to God's Divine Presence. Bu foni seorang wali kelas di salah satu sekolah negeri. Awal semester bu foni mengajak siswanya untuk menyiapkan ruang kelas agar siswa merasa nyaman berada dikelas. Salah satu fokus yang perlu disiapkan adalah sudut baca . bu foni meminta murid untuk menata sudut baca dikelas mereka dan meminta mereka untuk menata sumber-sumber bacaan yang sudah dibawa dari rumah masing masing. Kasus Bu Foni diatas termasuk Student Sgency melalui…. Perhatikan beberapa pernyataan berikut 1. Suatu ekosistem sekolah memerlukan keterlibatan dari semua faktor yang ada dalam ekosistem tersebut 2. Dalam ekosistem sekolah, faktor abiotik perlu mendapatkan perhatian lebih banyak dari biotik. 3. Ekosistem sekolah seharusnya memandang faktor-faktor biotik lebih penting dari abioti 4. Murid, Kepala Sekolah, dan kepala sekolah merupakan unsur biotik sekolah Dari beberapa pernyataan di atas, pernyataan yang tepat adalah …. Salah satu visi suatu sekolah yaitu menciptakan lulusan yang memiliki profil pelajar pancasila yang berkebhinekaan global. Aset yang dimiliki sekolah 1. Prestasi akademik siswa 2. Sarana dan prasarana sudah sesuai dengan standar 3. Sumber pembiayaan sekolah berasal dari BOS, RUTIN, dan BOS AFIRMASI 4. Keanekaragaman suku, ras, dan agama para siswa Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai visi sekolah tersebut berdasarkan aset yang dimiliki sekolah yang mencerminkan pendekatan asset based thinking, adalah …. Seorang kepala sekolah akan mengadakan karyawisata pada akhir semester. Namun, situasi pandemi COVID, tidak memungkinkan guru dan murid melakukan perjalanan secara bersama-sama. Hal ini dikarenakan akan menimbulkan kerumunan yang melanggar protokol kesehatan. Kepala sekolah mencari kegiatan pengganti yang menyenangkan dan bermakna bagi pembelajaran siswa, dengan berdiskusi dengan para guru dan komite terkait apa yang bisa dilakukan di sekitar sekolah atau perjalan virtual yang bisa dilakukan Gambaran tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah tersebut mendeskripsikan karakter komunitas yang sehat dan resilien dalam Pendekatan ABCD Asset-Based Community Development yaitu …. Maria seorang siswa yang duduk di bangku kelas 2 SD, ia luar biasa pemalu, kalau ada acara apapun di sekolah selalu duduknya harus dengan ayahnya. jika ada tugas menyanyi di depan kelas, lagu yang dibawakan belum selesai ia sudah lari ke belakang, atau bahkan kadang sama sekali tidak mau menyanyi. Orang tuanya berharap ia ramah kepada siapapun, terutama kepada guru-gurunya atau kepada teman-temannya, untuk selalu menyapa, tapi ia selalu menundukkan kepalanya, karena grogi dan malu. Kondisi Maria yang pemalu menjadi tantangan B Dewi sebagai guru kelasnya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang mampu menumbuh kembangkan kepemimpinan murid, serta mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, khususnya pada dimensi mandiri. SMP Negeri 8 Kota Lama sangat diminati masyarakat. Fasilitas yang dimiliki lengkap. Kepala sekolah dengan mudah bisa memantau aktifitas siswa dan guru di kelas dari ruang kepala sekolah melalui CCTV. Namun di toilet tidak dipasang CCTV. Pada suatu razia, seorang siswa kedapatan sedang merokok di toilet. Guru Agus langsung menghukum siswa dengan menyuruh mengisap rokok 12 batang sekaligus. Melihat peristiwa itu, Guru Konseling Budi melapor kepala sekolah, bahwa kejadian ini berpotensi mengundang protes orang tua. Sementara Guru Agus menyakinkan kepala sekolah bahwa dia menghukum siswa dengan cara seperti itu untuk memberi efek jera. Dan selama ini cara seperti itu efektif. Sebaliknya Guru Agus mengatakan bahwa guru-guru lain selama ini hanya membiarkan saja siswa merokok. Keesokan harinya kepala sekolah kedatangan orang tua yang hendak mencari Guru Agus yang menghukum anaknya. Orang tua menuntut Guru Agus diganti dan tidak diberikan jam mengajar. Orang tua beranggapan Guru Agus membuat anaknya sakit dan tidak mau masuk sekolah lagi. Di akhir pembicaraan, kepala sekolah memutuskan untuk menghentikan praktek mendidik dengan cara menghukum namun tidak memberhentikan Guru Agus. Guru Agus selama ini dikenal sebagai guru yang pintar, disukai siswa, disiplin dan tegas serta menguasai Matematika dengan sangat baik. Beliau juga beberapa kali menjadi Instruktur Matematika di beberapa pelatihan guru tingkat nasional. Alasan yang tepat kenapa Guru Penggerak diarahkan untuk menggunakan Pendekatan Berbasis Aset daripada Pendekatan Berbasis Kekurangan adalah karena …. Ahmad Yani adalah seorang murid yang taat terhadap peraturan sekolah. Hal tersebut terlihat dari aktivitasnya sehari-hari, dimulai dari bangun pagi jam yang setiap hari dibangunkan oleh abangnya. Sebelum berangkat ke sekolah Ahmad Yani menyiapkan buku pelajaran sesuai jadwal pelajaran . Ahmad Yani jarang sarapan terkadang hanya minum air putih, karena selalu tergesa-gesa untuk berangkat ke sekolah dan selalu hadir dengan atribut lengkap dan mengikuti pelajaran sesuai jadwalnya sampai selesai dan langsung pulang kerumah. Ahmad Yani jarang melakukan ibadah atau kegiatan keagamaan secara rutin sebagai muslim di sekolah. Aktivitas rutin yang dilakukan oleh Ahmad Yani sebagai siswa menjadi tantangan P Amir sebagai guru PAI untuk menciptakan lingkungan sekolah yang mampu menumbuh kembangkan kepemimpinan murid, serta mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, khususnya pada dimensi Beriman, Bertaqwa dan Berakhak Mulia. Tantangan yang dihadapi P Amir berkaitan dengan lingkungan sekolah yang berhubungan dengan.... Seorang murid SMP sedang bermain bersama dengan teman sekelasnya dibelakang halaman sekolah. Sedang asyik bermain mereka melihat banyak sekali botol air mineral yang berserakan. Mereka pun berinisiatif untuk mengumpulkannya. Salah seorang murid menyampaikan idenya supanya botol air mineral ini bisa dimanfaatkan sebagai kursi dan meja untuk bersantai di taman sekolah . merekapun menyampaikan idenya kepada bus anti guru prakarya mereka. Bu santi menyetujui ide mereka dan meminta mereka untuk membuat desain kursi yang dimaksud dan teknik pembuatannya. Salah satu anak menyampaikan juga kepada bu santi bahwa kursi tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk bersantai ditaman perkampungan. Seorang guru di sebuah sekolah berubah sifatnya ketika sekolah tempat beliau mengajar berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Hal ini terjadi karena karakter dan tingkat kepandaian siswa menjadi heterogen, sehingga dalam mengajar, beliau membutuhkan usaha yang lebih keras dari biasanya untuk memahamkan siswa terkait materi pelajaran yang diajarkannya. Pada suatu hari, guru tersebut menjadi korban bulan-bulanan oleh muridnya melalui grup whatsapp, sehingga siswa dan guru tersebut dipanggil ke ruang konseling. Kepala sekolah memberikan arahan bahwa karakter dan tingkat kepandaian siswa yang heterogen menjadi aset sekolah dan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru tersebut Berdasarkan pernyataan di bawah ini 1. Saya setuju dengan perubahan sikap guru tersebut, karena seharusnya sekolah dapat menyaring karakter dan tingkat kepandaian siswa agar homogen. 2. Saya setuju dengan sikap kepala sekolah, karena karakter dan tingkat kepandaian siswa yang heterogen tidak selalu menunjukkan hal yang negatif. 3. Saya tidak setuju dengan perubahan sikap guru tersebut, karena seharusnya guru tersebut dapat mengubah strategi pembelajarannya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai . 4. Saya tidak setuju dengan sikap kepala sekolah, karena seharusnya kepala sekolah dapat menempatkan guru tersebut di kelas yang karakter dan tingkat kepandaian siswa lebih homogen. Jika dikaitkan dengan tindakan yang mencerminkan Pendekatan ABCD Asset-Based Community Development, maka pernyataan di atas yang tepat yaitu …. Sekolah yang Anda pimpin mempunyai area yang tidak luas, ada di tengah perkampungan padat yang kurang agamis, warga sekolah mayoritas memiliki pengetahuan dan keterampilan industri boneka karena lingkungan sekolah merupakan sentra industri boneka rumahan. Dari keterangan aset yang dipunyai sekolah, sebagai kepala sekolah rencana apa yang akan Saudara lakukan? Seusai upacara hari Senin di SMK Makmur Sejahtera didatangi dua orang petugas dari kepolisian untuk mengadakan sweeping narkoba bersama dengan guru-guru. Ternyata ditemukan salah seorang siswi, bernama Yesiko, kedapatan menyimpan sabu-sabu di dalam tasnya. Aparat kepolisian meminta kepada kepala sekolah Makmun untuk membawa siswi Yesiko untuk diproses di kantor polisi. Dalam situasi tersebut siswi berontak dan berusaha meyakinkan atas tuduhan tersebut sehingga muncul kebimbangan dalam diri kepala sekolah Makmun terhadap kepemilikan barang terlarang tersebut. Apalagi, selama ini kepribadian siswi Yesiko berkelakuan baik dan berprestasi di kelasnya. Kepala sekolah Makmun memutuskan untuk menyeleseikan kasus ini secara bersama dengan kepolisian, BNN dan sekolah melalui program Say No To Drugs di sekolahnya. Beliau berusaha meyakinkan semua pihak bahwa dengan program yang beliau akan lakukan itu tidak akan ada ada lagi korban penggunaan barang terlarang seperti siswi Yesiko di sekolah itu. Berdasarkan kasus di atas, unsur yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan oleh kepala sekolah Makmun, kecuali …. SMA Bakti Pertiwi berlokasi di daerah perkotaan yang cukup heterogen penduduknya. Latar belakang siswa-siswinya berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya menengah keatas. Hal tersebut terlihat dari perilaku dan gaya hidup serta performance siswa-siswinya. Dalam keseharian disekolah terlihat siswa-siswanya lebih asik menyibukkan diri dengan telepon selulernya, hal yang samapun terlihat dari perilaku guru baik dikelas maupun di luar kelas, semuanya sibuk dengan tujuan dan kesenangannya masing-masing. Melihat hal tersebut, Pak Iwan sebagai Kepala Sekolah ingin melakukan sebuah perubahan disekolahnya dengan menciptakan lingkungan sekolah sebagai komunitas yang mampu mendorong kepemimpinan murid di sekolahnya. Bersama beberapa guru yang merangkap sebagai wakil kepala sekolah berdiskusi bersama untuk merancang program sekolah yang mengutamakan pembentukan perilaku siswa yang berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Pertanyaan yang tepat untuk mengawali diskusi dalam permasalahan di atas adalah …. Salah satu sebab Pendekatan Berbasis Aset dipandang lebih baik dibandingkan Pendekatan Berbasis Kekurangan adalah …. Pada awal tahun pembelajaran, B Ani menjadi wali kelas di kelas 7 SMP Nusa Bangsa, B Ani ingin menciptakan kelasnya menjadi kelas yang menyenangkan. Diawal masuk kelas 7, B Ani mengajak murid-muridnya untuk membuat kesepakatan kelas yang akan menjadi ketentuan bagi setiap murid dikelasnya. B Ani meminta murid-muridnya untuk mengusulkan apa yang akan menjadi kesepkatan kelasnya, dan diperoleh hasil kesepakatan kelasnya adalah Pagi ini, SMA Merdeka Belajar melaksanakan pembagian laporan hasil belajar siswa. Setelah sambutan dan pengarahan, orang tua dipersilahkan untuk mengambil laporan hasil belajar anaknya di kelas masing-masing. Ditengah kegiatan tersebut, kepala sekolah Jakiman didatangi salah satu orang tua. Orang tua tersebut marah-marah sambil memukul meja dan memaki kepala sekolah. Beliau menuding sekolah telah menghancurkan masa depan anaknya. Orang tua merasa anaknya tidak akan bisa masuk sekolah kedinasan dengan nilai yang kurang memuaskan pada mata pelajaran Matematika. Orang tua mengancam akan memindahkan anaknya ke sekolah lain jika sekolah tidak mau memperbaiki nilai anaknya. Sebaliknya, jika sekolah mau memperbaiki nilai anaknya maka orang tua tersebut bersedia melunasi pembayaran tagihan rekening listrik sekolah yang menunggak berbulan bulan. Pada saat yang bersamaan kepala sekolah Jakiman mendapat laporan bahwa PLN akan memutus aliran listrik sekolah jika tidak melunasi tunggakan. Perhatikan beberapa pernyataan berikut 1. Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah adalah faktor biotik dan lingkungan adalah faktor abioti 2. Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik dan abioti 3. Murid, Kepala Sekolah, dan kepala sekolah merupakan unsur abiotik sekolah 4. Keuangan, sarana prasarana, dan lingkungan alam merupakan unsur abiotik sekola Dari beberapa pernyataan di atas, pernyataan yang tepat adalah …. Nigel adalah seorang murid kelas XII yang sangat berbakat dalam bidang seni. Dia juga sopan dan dikenal sebagai anak yang baik. Karya-karya seni yang dibuatnya sangat mengesankan. Namun di sisi lain, Nigel kurang memahami dan menguasai Matematika. Nilai Matematikanya selalu di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Sebelum mengikuti Ujian Akhir Sekolah UAS SMA dan pengumuman kelulusan SMA, Nigel sudah diterima di universitas pilihannya di jurusan Seni Rupa tanpa tes dan dengan beasiswa. Di saat UAS pada mata ujian Matematika, Pak Didi memergoki Nigel menyontek. Rayhan pun sudah mengakuinya ketika ditanya. Setelah ujian selesai, Pak Didi menghadap kepala sekolah, Ibu Dian. Ibu Dian memahami bahwa jika sekolah menindaklanjuti kasus ini, Nigel bisa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa di universitas impiannya. Dan bila sekolah menyimpan kejadian ini rapat-rapat, mungkin guru, siswa, orang tua, pemangku kepentingan akan mempertanyakan dan itu artinya reputasi sekolah dipertaruhkan. Ibu Lidya, seorang guru PAUD sekolahnya menerapkan sistem Belajar dari Rumah, yang mengkombinasikan pembelajaran sinkron dan asinkron. Bu Lidya membuat rancangan aktivitas pembelajaran yang tertuang dalam bentuk Choice Board’ atau “Papan Pilihan” dengan berdiskusi bersama rekan sejawat di sekolah. Untuk menjalankan aktivitas tersebut muris butuh pendampingan orang tua. Bu Lidya setiap minggu mengunjungi orang tua untuk memberi penjelasan tentang aktivitas yang di gunakan dalam pembelajaran Salah satu visi suatu sekolah yaitu menciptakan lulusan yang memiliki profil pelajar pancasila yang berjiwa gotong royong. Untuk memastikan keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang tepat, maka kita perlu melakukan langkah-langkah pengujian keputusan. Berikut adalah langkah-langkah pengujian keputusan, kecuali …. Ibu Tiara seorang guru IPA yang sudah menjalan kan tugasnya sebagi guru cukup lama . Pada awal tahun ajaran dalam proses pembelajaran bu tiara memulai pembelajaran dengan mengajak murid untuk membuat kesepakatan kelas. Murid diminta untuk menyampaikan pendapatnya. Saat membuat kesepakatan kelas terlihat beberapa murid diam dan tidak menyampaikan pendapatnya. Bu tiara berusaha untuk membangun kepercayaan diri dari muri bahwa satu pendapat yang disampaikan sangatlah berharga. Beberapa murid yang diam itu pun menyampaikan pendapatnya walau terlihat ragu-ragu. Ibu Dewi, menyampaikan informasi terkait dengan bagaimana membuat sebuah puisi, dimana sebelumnya b dewi sudah menjelaskan tentang komponen dan jenis-jenis puisi. Berdasarkan informasi yang sudah diketahui dan dipahami siswanya, selanjutnya ibu Dewi menugaskan peserta didiknya untuk menggunakan informasi tersebut sebagai dasar untuk membuat sebuah karya puisi. Setelah selesai, mereka akan diminta membacakan puisinya. Selanjutnya, siswa-siswa yang lainnya diberikan kesempatan untuk menyampaikan komentar atas pusi hasil karya teman-temannya secata bergiliran. Di akhir pembelajaran B Dewi meminta muridnya untuk membuat kesimpulan dari materi yang sudah disampaikan dalam proses pembelajaran dan meminta perwakilan siswa untuk menilai proses pembelajaran secara umum. SMK Pelangi berlokasi di pinggiran Ibu Kota. Selepas kegiatan pembelajaran sore itu, seorang guru menghadap Ibu Kepala Sekolah Yesita, melaporkan kalau beberapa orang siswa dibawa ke kantor polisi karena terlibat tawuran dengan siswa dari sekolah lain. Ibu Yesita langsung menghubungi kepala polisi resort kota, untuk meminta kejelasan tentang tawuran itu. Besok paginya, orang tua dan beberapa guru melakukan rapat membahas peristiwa tersebut. Ternyata pelaku utamanya adalah 8 orang siswa kelas XII yang satu minggu lagi akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah UAS. Mereka tawuran karena dendam lama. Jika ke-8 orang siswa tersebut dipertahankan maka akan menjadi preseden buruk bagi siswa lain dan dikhawatirkan menurunkan reputasi sekolah di mata masyarakat. Siswa lain akan memiliki alasan untuk bersikap permisif tidak apa-apa terhadap kasus serupa di kemudian hari. Sebaliknya, jika mereka tidak diperbolehkan ikut UAS, maka itu bisa menghambat masa depan mereka yang terlibat tawuran. Dalam rapat pengurus Komite Sekolah di SMA Kebun Raya disepakati untuk mengadakan karyawisata ke Bali. Pembiayaan sudah dipandang memadai dan dapat dijangkau oleh orang tua. Selama enam bulan ini, siswa juga telah menabung untuk mengurangi beban orang tua membayar biaya karyawisata itu. Pihak sekolah telah membentuk kepanitiaan untuk mengurusi pelaksanaan kegiatan karyawisata dan bekerja sama dengan biro perjalanan wisata yang akan mengelola perjalanan ke Bali. Banyak biaya telah dikeluarkan oleh panitia, antara lain untuk membayar uang muka kepada biro perjalanan, uang muka akomodasi dan juga konsumsi. Tiba-tiba, dua minggu menjelang karyawisata siswa kelas XI ke Bali dilaksanakan, sekelompok orang tua mendatangi kepala sekolah untuk memprotes kegiatan karyawisata tersebut. Mereka beranggapan karyawisata sebagai kegiatan yang tidak berguna, menghamburkan uang dan hanya menjadi arena rekreasi bagi guru-guru dengan membebani siswa dengan biaya tinggi. Mereka keberatan dengan biaya yang harus dibayarkan, karena mereka dari keluarga ekonomi lemah. Mereka mengancam melaporkan kepada Bupati dan media masa apabila kegiatan karyawisata itu tetap dilaksanakan.\Berdasarkan kasus di atas, paradigma dilema etika yang terjadi pada SMA Kebun Raya adalah…. Seorang kepala sekolah akan mengadakan acara perpisahan pada akhir tahun ajaran. Namun, berdasarkan rencana anggaran yang direncanakan, ternyata dana yang dibutuhkan cukup besar dan tidak sesuai dengan anggaran sekolah yang tersedia. Kepala sekolah melakukan diskusi dengan beberapa guru untuk tetap melakukan acara perpisahan dengan menggunakan apa yang ada dan yang bisa dilakukan oleh sekolah agar acara perpisahan tetap terlaksana Gambaran tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah tersebut mendeskripsikan karakter komunitas yang sehat dan resilien dalam Pendekatan ABCD Asset-Based Community Development yaitu …. Abu Yazid al-Bustami adalah seorang sufi dan wali terkenal di Persia Iran abad ke-3 H. Ia lahir di Bistam, wilayah Qum di Persia barat laut. Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Taifur bin Isa bin Surusyan, yang dikenal juga dengan nama Bayazid. Tahun kelahiran dan masa kecil al-Bustami tidak diketahui. Dijelaskan bahwa ia berasal dari lingkungan keluarga terhormat dan terpelajar. Ayahnya, Isa bin Surusyan, adalah seorang pemuka masyarakat di Bistam, sedangkan ibunya dikenal sebagai zahid orang yang meninggalkan keduniawian. Kakeknya, Surusyan, sebelum memeluk Islam adalah penganut Majusi. Pada mulanya al-Bustami mempelajari fikih Mazhab Hanafi, kemudian mendalami tasawuf, terutama mengenai tauhid dan hakikat at-tauhid wa al-haqa’iq di samping pengetahuan-pengetahuan tentang fana. Sebagian besar kehidupannya sebagai seorang sufi dan abid orang saleh dijalaninya di Bistam. Ia terpaksa meninggalkan kota kelahirannya untuk beberapa waktu lamanya guna menghindari tekanan-tekanan ulama mutakalim teolog yang memusuhinya. Al-Bustami tidak meninggalkan karya tulis, tetapi mewariskan sejumlah ucapan dan ungkapan mengenai pengalaman tasawufnya yang disampaikan muridnya dan tercatat dalam beberapa kitab tasawuf klasik, seperti ar-Risalah al-Qusyairiyyah Risalah Qusyairiyyah, Tabaqat­ as-Sufiyyah Tingkatan Sufi, Kasyf al-Mahjub Menyingkap Tabir, Tadzkirah al-Auliya’ Peringatan para Wali, dan al-Luma‘ Yang Cemerlang. Sebagian dari kebenaran ungkapannya masih dipertanyakan dan juga sebagian cerita mengenai kekeramatannya dianggap legenda. Sebagian dari ungkapannya disebut oleh kalangan sufi dengan istilah sathahat ecstatic utterances, yaitu ucapan sufi ketika berada di pintu gerbang ittihad kesatuan dengan Allah SWT. Ucapan dan ungkapannya yang digolongkan sathahat adalah seperti berikut “Maha suci aku Subhani, alangkah agung “Tidak ada Tuhan kecuali aku, maka sembahlah “Aku tidak heran terhadap cintaku pada-Mu, karena aku hanyalah hamba yang hina. Tetapi aku heran terhadap cinta-Mu padaku karena Engkau adalah Raja Maha “Yang kukehendaki dari Tuhan hanyalah Tuhan tidak dapat dijangkau dengan alat dan “Semenjak tiga puluh tahun Tuhan adalah cerminku. Sekarang aku menjadi cermin diriku karena aku seka-rang bukan aku yang dahulu. Ucapanku ‘aku’ dan ‘Tuhan’ berarti mengingkari tauhid Tuhan. Karena aku sama sekali tidak ada, Tuhan yang hak adalah cermin diri-Nya. Lihatlah, Tuhan adalah cermin diriku karena Dia-lah yang berbicara melalui lidahku, sedang aku sudah Ucapan dan ungkapannya tersebut menimbulkan kontroversi di kalangan ulama karena belum pernah didengar dari sufi sebelumnya. Mereka yang berpegang pada ajaran syariat secara zahir menuduh al-Bustami kafir karena menyamakan dirinya dengan Allah SWT. Sementara ada pula ulama lain yang mentoleransi ucapan semacam itu dan menganggapnya hanya sebagai “penyelewengan” inhiraf, bukan kekafiran. Namun kalangan sufi membenarkan hal itu, sehingga ucapannya, “Subhani” Maha suci aku, alangkah agung keadaanku menjadi teka-teki bagi kaum sufi zaman berikutnya. Ucapan tersebut sering diulang-ulang penyair Iran, Turki, dan penyair muslim India sebagai bukti ittihad yang dicapai seorang sufi yang sempurna. Al-Bustami dipandang sebagai sufi pertama yang menimbulkan ajaran fana dan baka untuk mencapai ittihad dengan Tuhan. Dengan fana, ia meninggalkan dirinya dan pergi ke hadirat Tuhan, sedangkan dengan baka ia tetap bersama Tuhan. Ajaran fana dan baka itu terlihat dari ucapannya seperti, “Aku tahu pada Tuhan melalui diriku hingga aku fana, kemudian aku tahu pada-Nya melalui diri-Nya, maka aku pun hidup” atau “Ia membuat aku gila pada diriku sehingga aku mati, kemudian Ia membuat aku gila pada-Nya dan aku pun hidup…. Maka aku berkata, gila pada diriku adalah fana dan gila pada-Mu adalah Demikian pula dengan pengakuannya, “Aku mimpi melihat Tuhan lalu aku bertanya, ‘Tuhanku, apa jalannya untuk sampai kepada-Mu?’ Ia menjawab, ‘Tinggalkan dirimu dan datanglah Pengalaman kedekatan al-Bustami dengan Tuhan hingga mencapai ittihad disampaikannya dalam ungkapan, “Pada suatu ketika aku dinaikkan ke hadirat Tuhan. Lalu Ia berkata, ‘Abu Yazid, makhluk-makhluk-Ku sangat ingin Aku menjawab, ‘Kekasihku, aku tak ingin melihat mereka. Tetapi jika itu kehendak-Mu, aku tak berdaya untuk menentang-Mu. Hiasilah aku dengan keesaan-Mu, sehingga jika makhluk-makhluk­Mu memandangku, mereka akan berkata, ‘Kami telah Engkaulah itu yang mereka lihat, dan aku tidak berada di hadapan mereka Puncak pengalaman kesufian al-Bustami dalam ittihad juga tergambar dalam ungkapan berikut. “Manusia tobat dari dosa-dosa mereka, tetapi aku tobat dari ucapanku ‘Tiada Tuhan selain Allah’ La ilaha illa Allah karena aku mengucap dengan alat dan huruf, sedang “Tuhan berkata, ‘Abu Yazid, mereka semua kecuali engkau adalah Aku pun berkata, ‘Aku adalah Engkau, Engkau adalah aku, dan aku adalah “Terputuslah munajat. Kata menjadi satu, bahkan semuanya menjadi satu. Tuhan berkata kepadaku, ‘Hai Aku dengan perantaraan­Nya menjawab, ‘Hai Ia berkata, ‘Engkaulah yang Aku menjawab, ‘Akulah yang Ia berkata, ‘Engkau adalah Aku menjawab, ’Aku adalah aku’.” Dalam ittihad ini kelihatannya Tuhan berbicara melalui lidah al-Bustami. Ia tidaklah mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan, meskipun pada lahirnya ia berkata demikian. Ada cerita yang menyatakan bahwa seseorang mendatangi al-Bustami dan mengetuk pintu rumahnya. Abu Yazid bertanya, “Siapa yang engkau cari?” “Abu Yazid”, kata orang itu. Abu Yazid berkata, “Pergilah. Di rumah ini tak ada Abu Yazid kecuali Allah ‘Azza wa Jalla. Yang ada dalam baju jubah ini hanya Menurut al-Bustami, pengalamannya mencapai ittihad dicapai dengan latihan berat dan intensif selama bertahun-tahun. Antara lain ia berkata, “Dua belas tahun lamanya aku menjadi pandai besi bagi diriku. Kulemparkan diriku dalam tungku riyadhah latihan. Kubakar dengan api mujahadah perjuangan. Kuletakkan di atas alas penyesalan. Kupukul dengan martil pengutukan diri sehingga dapatlah kutempa sebuah cermin diriku sendiri. Lima tahun lamanya aku menjadi cermin diriku yang selalu kukilapkan dengan bermacam-macam ibadah dan ketakwaan. Setahun lamanya aku memandangi cermin diriku dengan penuh perhatian. Ternyata kulihat diriku terlilit sabuk takabur, kecongkakan, riya, ketergantungan pada ketaatan dan membanggakan amal-amal. Aku lalu beramal selama lima tahun sampa sabuk itu terputus dan aku memeluk Islam kembali. Kupandangi para makhluk dan kulihat mereka semua mati sehingga aku bertakbir empat kali untuk mereka dan aku kembali dari jenazah mereka semua. Aku sampai kepada Allah dengan pertolongan Allah sendiri tanpa perantaraan Adapun cara untuk mencapai makrifat kepada Tuhan al-Bustami menyebutkan caranya, yaitu dengan perut lapar dan badan telanjang. Mengenai mujahadah, al-Bustami mengatakan, “Saya berusaha dalam mujahadah selama tiga puluh tahun. Tidak kudapati sesuatu yang amat berat bagiku selain ilmu pengetahuan dan mengikutinya. Seandainya tidak ada perbedaan ulama, aku akan baka. Perbedaan ulama adalah rahmat, kecuali dalam pengonsentrasian diri hanya kepada Tuhan tajrid at-tauhid.” Sekalipun telah mencapai fana, baka, dan ittihad, al-Bustami tetap mementingkan pelaksanaan syariat. Pengamalan tasawuf tidak dibenarkan meninggalkan perintah Tuhan. Ia berkata, “Apabila Anda melihat seseorang dikaruniai keramat-keramat sehingga dapat terbang di udara, janganlah Anda teperdaya olehnya sebelum melihat bagaimana ia melakukan perintah dan meninggalkan larangan Tuhan, menjaga ketentuan, dan melaksanakan Menurutnya, pengamal tasawuf sufi harus mempunyai guru pembimbing. Ia berkata, “Barangsiapa tidak mempunyai ustad guru, imamnya adalah Tasawuf al-Bustami kemudian dikembangkan oleh pengikut-pengikutnyanya dengan membentuk satu aliran tarekat bernama Taifuriyah. Nama itu diambil dari nisbah al-Bustami, yaitu Taifur. Pengaruh tarekat ini masih didapati di beberapa dunia Islam, seperti di Zousfana, Magribi meliputi Maroko, Aljazair, dan Tunisia, dan di Chittagong, Bangladesh, berupa tempat suci yang dibangun untuk memuliakannya. Makam al-Bustami yang terletak di tengah kota Bistam dijadikan objek ziarah masyarakat yang mempercayainya sebagai wali atau orang suci. Pada 713 H/1313 M sultan Mughal, Muhammad Khudabanda, membangun sebuah kubah di atas makam al-Bustami untuk memenuhi saran penasihat agama Sultan, Syekh Syarafuddin, yang mengaku keturunan sang wali. Daftar Pustaka Arberry, Muslim Saints and Mystics, Episodes from Tadzkirat al-Aulia Faridud-din al-Attar. London Routledge & Kegan Paul, 1979. al-Asbahani, Abu Nu’aim Ahmad. Hilyah al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya’. Cairo as-Sa‘adah, Attar, Fariduddin. Tadzkirat al-Auliya’. London & Leiden 1959. Nadir, Albert Nasri. at-TaÅ“awwuf al-Islami. Beirut al-Matba‘ah al-Kasuliqiyah, Nasution, Harun. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta Bulan Bintang, 1992. al-Qusyairi, Abu al-Qasim Abdul Karim. ar-Risalah al-Qusyairiyyah. Cairo Muhammad ‘Ali Subaih, 1966. as-Sullami, Muhammad bin Husain. Tabaqat as-Sufiyyah. Leiden Brill, 1960. M Rusydi Khalid Connection timed out Error code 522 2023-06-15 093241 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d79cde65a371ca2 • Your IP • Performance & security by Cloudflare ArticlePDF Available AbstractThis article is an analysis of the concepts of fana, baqa and Ittihat promoted by Abu Yazid al-Bustami. The understanding of Fana' which was developed by him is to state that when humans have reached the level of Fana', which means the loss of awareness of the existence of oneself and the environment, then he will be Baqa' which means continuous in the attributes of divinity. Namely, the eternal commendable attributes and attributes of God in humans and the peak is that humans can unite or ittihad with God so that the personal self becomes non-existent and there is only God. This understanding received mixed responses from the scholars. Shari'ah scholars or fiqh experts tend to state that this understanding is misleading and al-Bustami is said to be infidel, some consider it just a deviation and some understand that an understanding based on al-Bustami's expressions cannot be used as a guide because it was conveyed when he was not in his self-consciousness, but is subject to intuition when he is mortal', baqa', and Ittihad. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 155 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © JunaidinKONSEP AL-FANA, AL-BAQA DAN AL-ITTIHAD ABU YAZID AL-BUSTAMI Junaidin STIT Sunan Giri Bima - Indonesia Email junaidinmuhaimin Submit Received Edited Published 06 Juni 2021 23 Juni 2021 07 Juli 2021 08 Juli 2021 DOI ABSTRACT This article is an analysis of the concepts of fana, baqa and Ittihat promoted by Abu Yazid al-Bustami. The understanding of Fana' which was developed by him is to state that when humans have reached the level of Fana', which means the loss of awareness of the existence of oneself and the environment, then he will be Baqa' which means continuous in the attributes of divinity. Namely, the eternal commendable attributes and attributes of God in humans and the peak is that humans can unite or ittihad with God so that the personal self becomes non-existent and there is only God. This understanding received mixed responses from the scholars. Shari'ah scholars or fiqh experts tend to state that this understanding is misleading and al-Bustami is said to be infidel, some consider it just a deviation and some understand that an understanding based on al-Bustami's expressions cannot be used as a guide because it was conveyed when he was not in his self-consciousness, but is subject to intuition when he is mortal', baqa', and Ittihad. Keywords Abu Yazid Al-Bustami, Fana, Baqa, Al-Ittihat ABSTRACT Artikel ini merupakan analisis tentang konsep fana, baqa dan Ittihat yan diusung oleh Abu Yazid al-Bustami. Paham Fana’ yang dikembangkan oleh beliau adalah menyatakan bahwa apabila manusia telah sampai tingkat Fana’ artinya hilangnya kesadaran akan wujud diri dan lingkungannya, maka ia akan Baqa’ yang artinya berkesinambungan didalam sifat-sifat ketuhanan. Yaitu kekalnya sifat-sifat terpuji dan sifat-sifat Tuhan dalam diri manusia dan puncaknya adalah manusia dapat menyatu atau ittihad dengan Tuhan sehingga diri pribadi menjadi tiada dan yang ada hanya Tuhan semata-mata. Paham ini mendapat tanggapan yang beragam dari kalangan ulama. Ulama syari’ah atau ahli fiqh cenderung menyatakan bahwa paham ini menyesatkan dan al-Bustami dikatakan kafir, sebagian lagi menganggapnya hanya penyimpangan saja dan sebagian lagi memahami bahwa paham yang didasarkan pada ungkapan-ungkapan al-Bustami tidak dapat dijadikan pedoman sebab disampaikan ketika ia tidak dalam kesadaran dirinya, melainkan tunduk pada intuisi ketikas ia fana’, baqa’, dan Ittihad. Kata Kunci Abu Yazid Al-Bustami, Fana, Baqa, Al-Ittihat F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 156 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © JunaidinPENDAHULUAN Dalam dunia tasawuf sufisme terdapat beberapa konsep ajaran yang masing-masing dipelopori oleh tokoh-tokoh yang populer seperti, Al-Gazali yang dikenal dengan konsep al-Ma’rifah-nya dan Rabiyatul al-Adawiyah dengan konsep Mahabbah-nya, Abu Yazid Al-Bustami dengan ajaran al-fana’, al-baqa’ dan al-ittihad-nya dan Husain Ibn Mansur al-Hallaj dengan ajaran al-Hulul-nya. Sebagai pembawa dan penyebar ajaran fana’, baqa’ dan ittihad dalam tasawuf, abu yazid Al-Bustami adalah salah seorang tokoh yang memberikan warna baru tasawuf dengan statemen-statemenya yang berani tapi menuai kontraversi dari berbagai Yang kemudian menjadi hal menarik untuk dikaji dan difahami. Konsep tasawuf yang diusung abu yazid al-Bustami tidak jauh berbeda dengan konsep hulul. Namun menurut pendapat ulama yang lain, al-bustami justru dianggap terlalu terlena dengan fantasinya tanpa ada upaya pengendalian diri. Abu yazid al-Bustami yang bernama lengkap Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Surusyan al-Bustami, lahir di daerah Bustam persia pada tahun 874-947 M. Nama kecilnya Taifur. Kakeknya bernama Surusyan, seorang penganut agama zoroaster, kemudia memeluk agama Islam sebagai keyakinan terakhirnya di Bustam. Keluarga Abu Yazid termasuk golongan orang yang berada didaerahnya, namun dia memilih hidup yang Sejak dalam kandungan ibunya, konon kabarnya Abu yazid telah mempunyai kelainan. Ibunya berkata bahwa ketika dalam perutnya, abu yazid akan memberontak sehingga ibunya muntah kalau menyantap makanan yang diragukan Sewaktu Abu Yazid remaja, dia dikenal sebagai murid yang pandai dan seorang anak yang patuh mengikuti perintah agama dan berbakti kepada orang tuanya. Suatu ketika gurunya menerangkan suatu ayat dari surat luqman yang berbunyi; “berterima kasihlah kepada Aku dan kepada kedua orang tuamu”. Ayat ini sangat menggetarkan hati Abu Yazid, ia kemudian berhenti belajar dan pulang untuk menemui ibunya. Sikapnya ini menggambarkan bahwa ia selalu berusaha memenuhi setiap panggilan Allah Perjalanan Abu Yazid untuk menjadi sufi memakan waktu puluhan tahun. Sebelum membuktikan dirinya sebagai seorang sufi, dia terlebih dahulu menjadi seorang faqih dari 1 Qasim Muhammad Abbas, Abu Yazid al-Bustami al-majmu’ah as-Shufiyah al-Kamilah Damaskus Dar al-Mada li at-Tsaqafah wa an-Nasyr, 2004, h. 4. 2 Fariduddin Al-Aththar, Warisan Para Auliya’ Bandung Pustaka, 1983, h. 128. 3 Fariduddin Al-Aththar, Warisan para auliya’, h. 128. 4 Fariduddin Al-Aththar, Warisan Para Auliya’, h. 129. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 157 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinmazhab hanafi. Salah seorang gurunya yang terkenal ialah Abu Ali as-Sindi. Ia mengajarkan ilmu tauhid, ilmu hakikat dan ilmu-ilmu lainnya kepada Abu Yazid. Hanya saja ajaran sufi Abu Yazid tidak ditemukan dalam buku. Dalam menjalani kehidupan zuhud selama 13 tahun, Abu Yazid mengembara di gurun-gurun pasir di syam, hanya dengan tidur, makan dan minum yang sedikit Abu yazid meninggal di Bustham pada tahun 261 H/947M. Beliau ialah salah seorang Sultan Aulia, yang merupakan salah seorang Syech yang ada di silsilah dalam Thariqah Suhrawardiyah dan beberap Tahriqah lain. PEMBAHASAN Konsep Al-Fana’, Al-Baqa’ dan Al-Ittihad Ahli sufi berpendapat bahwa terdapat dua aliran tasawuf pada abad ketiga hijriah. Pertama,aliran sufi yang pendapat-pendapatnya moderat, tasawufnya selalu merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah atau dengan kata lain tasawuf yang mengacu kepada syari’at dan para sufinya adalah para ulama terkenal serta tasawufnya didominasi oleh ciri-ciri normal. Kedua, adalah aliran sufi yang terpesona dengan keadaan-keadaan fana’ sering mengucapkan kata-kata yang ganjil yang terkenal dengan nama syathahat, yaitu ucapan-ucapan ganjil yang dikeluarkan seorang sufi ketika ia berada digerbang Mereka menumbuhkan konsep-konsep manusia melebur dengan Allah yang disebut ittihad ataupun hulul dan ciri-ciri aliran ini cenderung metafisis. Diantara sufi yang berpendapat bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan adalah Abu Yazid al-Bustami yang sekaligus dipandang sebagai pembawa faham al-Fana’, al-Baqa’, dan segi bahasa al-Fana’ berarti binasa, 7 Fana’ berbeda dengan al-Fasad rusak. Fana’ artinya tidak nampaknya sesuatu, sedangkan Fasad atau rusak adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. 8 Menurut ahli sufi, arti Fana’ adalah hilangnya kesadaran pribadi dengan dirinya sendiri atau dengan sesuatu yang lazimnya digunakan pada diri. Fana’juga berarti bergantinya sifat-sifat kemanusiaan dengan sifat-sifat ketuhanan dan dapat pula berarti hilangnya sifat-sifat Mustafa Zahri mengatakan bahwa yang dimaksud Fana’ adalah lenyapnya inderawi atau kebasyariahan, yakni sifat sebagai manusia biasa yang suka pada syahwat dan hawa nafsu. Orang yang telah diliputi hakikat ketuhanan, sehingga tiada lagi melihat alam baharu, 5 M. M. Syarif, A History of Muslim Philosophy Vol. I; Wiesbaden Otto harrassowitz, 1966, h. 342. 6 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam Jakarta Bulan Bintang, 1992, h. 53. 7 Lois Ma’luf, al munjid fil lughah, Beirut al maktabah al katholikiyah, 1956, h. 597. 8 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2002, h. 231. 9 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 232. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 158 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinalam rupa dan alam wujud ini, maka ia akan dikatakan Fana’ dari alam cipta atau dari alam Selain itu Fana’ juga dapat berarti hilangnya sifat-sifat buruk lahir bathin. Sebagai akibat dari Fana’ adalah Baqa’, secara harfiah Baqa’ berarti kekal sedangkan dalam pandangan kaum sufi, Baqa’ adalah kekalnya sifat-sifat terpuji dan sifat-sifat Tuhan dalam diri manusia. Karena sifat-sifat kemanusiaan basyariah telah lenyap maka yang kekal dan tinggal adalah sifat-sifat ilahiyah atau ketuhanan. Fana’ dan Baqa’ ini menurut ahli tasawuf datang beriringan sebagaimana ungkapan mereka ”Apabila nampak nur ke Baqa’an, maka Fana’lah yang tiada dan Baqa’lah yangkekal”. Juga ungkapan mereka “Tasawuf itu adalah mereka Fana’ dari dirinya dan Baqa’ dengan Tuhannya, karena kehadiran mereka bersama Allah”.11 Abu Yazid al-Bustami berpendapat bahwa manusia hakikatnya se-esensi dengan Allah, dapat bersatu dengan-Nya apabila ia mampu melebur kedalam eksitensi keberadaan-Nya sebagi suatu pribadi sehingga ia tidak menyadari dirinya. Menurut al-Qusyairi, Fana’ yang dimaksud adalah Fana’nya seseorang dari dirinya dan makhluk lain, terjadi dengan hilangnya kesadaran tentang dirinya dan tentang mahkluk lain itu. Sebenarnya dirinya tetap ada dan demikian pula mahkluk lain ada, tetapi ia tidak sadar lagi pada mereka dan pada Diantara kaum sufi ada yang berpendapat bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan. Seorang sufi yang sampai pada tingkat ma’rifah akan melihat Tuhan dengan mata Menurut al-Syathi, proses penghancuran sifat-sifat basyariah, disebut Fana’ al-sifat dan proses penghancuran tentang irodah dirinya disebut Fana’ al-irodah serta proses penghancuran tentang adanya wujud dirinya dan zat yang lain disekitarnya disebut Fana’ Apabila seorang sufi telah sampai kepada Fana’ al-nafs yaitu tidak disadarinya wujud 10 Mustafa Zahri, kunci Memahami Tasawuf, Surabaya Bina Ilmu, 1985, h. 234. 11 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 233. 12 Al Qusyairiy, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta Bulan Bintang 1983, h. 81. 13 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, h. 73. 14 Mohamad Iyad al Syathi, Makanah al Tasawuf wa al Sufiyah fi al Islam, Kairo al Arabiy, tt, h. 100. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 159 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinjasmaniyah, maka yang tinggal adalah wujud rohaniahnya dan ketika itu ia bersatu dengan Tuhan secara ruhani. Dari berbagai uraian tersebut diketahui bahwa yang dituju dengan Fana’ dan Baqa’ adalah mencapai persatuan secara rohaniah dan bathiniah dengan Tuhan, sehingga yang disadarinya hanya Tuhan dalam dirinya. Dengan demikian materimanusianya tetap ada, sama sekali tidak hancur, demikianlah juga alam sekitarnya, yang hilang atau hancur hanya kesadaran dirinya sebagai manusia, ia tidak lagi merasakan jasad kasarnya. Al-Kalabazi menjelaskan bahwa keadaan Fana’ itu tidak bisa berlangsung terus-menerus sebab kelangsungannya yang terus-menerus akan menghentikan organ-organ tubuh untuk melaksanakan fungsinya sebagai hamba Allah dan peranannya sebagain khalifah di muka Bila seseorang telah Fana’ atau tidak sadar lagi tentanmg wujudnya sendiri dan wujud lain disekitarnya pada saat itulah ia sampai kepada Baqa’ dan berlanjut kepada Ittihad. Fana’ dan Baqa’ menurut sufi adalah kembar dan tak terpisahkan sebagaimana ungkapan mereka “Siapa yang menghilangkan sifat-sifatnya, maka yang ada adalah sifat-sifat Tuhan”.16 Dengan tercapainya Fana’ dan Baqa’ maka seorang sufi dianggap telah sampai kepada tingkat ittihad atau menyatu dengan yang Maha Tunggal Tuhan yang oleh Bayazid disebut “Tajrid Fana’ fi at- Tauhid” yaitu dengan perpaduan dengan Tuhan tanpa diantarai oleh sesuatu apapun. 17 Dalam ajaran ittihad, yang dilihat hanya satu wujud meskipun sebenarnya ada dua wujud yaitu Tuhan dan manusia. Karena yang dilihat dan yang dirasakan hanya satu wujud maka dalam ittihad ini bisa jadi pertukaran peranan antara manusia dengan Tuhan. Dalam suasana seperti ini mereka merasa bersatu dengan Tuhan, suatu tingkatan dimana antara yang mencinta dan yang dicintai telah menjadi satu, sehingga salah satu 15 Al Kalabazi, Al Ta’aruf Madzhab al Tasawuf, Kairo Maktabah al Kulliyahal al Anhadiah, 1969, h. 152. 16 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, h. 78. 17 Proyek Pembinaan PTA IAIN SU, Pengantar Ilmu Tasawuf, Medan 1981/1982, h. 160. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 160 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinmemanggil yang lain dengan kata-kata “Hai Aku”.18 Dalam keadaan Fana’ si sufi yang bersangkutan tidak mempunyai kesadaran lagi sehingga ia berbicara atas nama Tuhan. Al-Bustami ketika telah Fana’ dan mencapai Baqa’ maka dia mengucapkan kata-kata ganjil seperti, “Tidak ada Tuhan melainkan aku, sembahlah aku, Maha suci aku, Maha suci aku, Maha besar aku”. Selanjutnya diceritakan bahwa seorang lelaki lewat rumah Abu Yazid al-Bustami dan mengetok pintu, Abu Yazid bertanya “Siapa yang engkau cari ?” jawabnya “Abu Yazid”. Lalu Abu Yazid mengatakan “Pergilah, dirumah ini tidak ada kecuali Allah yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi”.19 Ittihad ini dipandang sebagai penyelewengan inhiraf bagi orang yang toleran, akan tetapi bagi orang yang keras berpegang pada agama hal ini dipandang sebagai suatu kekufuran. Faham ittihad ini selanjutnya dapat mengambil bentuk hulul dan wahdat al-wujud. Ittihad juga adalah hal yang sama yang dijadikan faham oleh al-Hallaj dengan fahamnya al-Hulul yang berarti penyatuan meliputi a penyatuan substansial antara jasad dan ruh; b penyatuan ruh dengan Tuhan dalam diri manusia; c inkarnasi suatu aksiden dalam substansinya; d penyatuan bentuk dengan materi pertama dan e hubungan antara suatu benda dengan Meskipun demikian terdapat perbedaan al-Hulul dengan ittihad yaitu dalam hulul, jasad al-hallaj tidak lebur sedangkan dalam ittihad dalam diri al-Bustami lebur dan yang ada hanya diri Allah. Dan dalam ittihad yang dilihat hanya satu wujud dan dalam hulul ada dua wujud yang bersatu dalam satu tubuh. Faham sufi yang juga dekat dengan faham Ittihad ini adalah dengan faham wahdat al-wujud yang diperkenalkan oleh Ibn Araby wafat tahun 638 H/1240 M. Faham wahdat al-wujud ini menurut Harun Nasution adalah merupakan kelanjutan dari faham al-Hulul. Konsep wahdat al-wujud ini memahami bahwa aspek ketuhanan ada dalam tiap mahkluk, bukan hanya manusia sebagaimana yang dikatakan al-Hallaj. 21 Paham fana’, Baqa’, dan 18 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 235. 19 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 237. 20 Asmaran AS, Pengantar Studi Tasawuf, Jakarta Rajawali Press, 1994, h. 308. 21 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, h. 92-93 F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 161 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © JunaidinIttihad menurut kaum sufi sejalan dengan konsep pertemuan dengan Allah. Fana’ dan Baqa’ juga dianggap merupakan jalan menuju pertemuan dengan Tuhan sesuai dengan Firman Allah SWT yang bunyinya;                           Terjemahnya Katakanlah Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". al-Kahfi, 18 110.22 Hal yang lebih jelas mengenai proses Ittihad dapat pula kita simak melalui ungkapan al-Bustami “Pada suatu hari ketika saya dinaikkan ke hadirat Allah, Ia berkata, “Hai Abu Yazid, mahkluk-Ku ingin melihatmu, aku menjawab, hiasilah aku dengan keesaan itu, sehingga apabila mahkluk itu melihatku mereka akan berkata “Kami tetap melihat engkau, maka yang demikian adalah engkau dan aku tidak ada disana”.23 Hal ini merupakan ilustrasi proses terjadinya Ittihad, Demikian juga dalam ungkapan Abu Yazid “Tuhan berkata semua mereka kecuali engkau adalah mahklukku, aku pun berkata Aku adalah engkau, engkau adalah aku dan aku adalah Sebenarnya kata-kata “Aku” bukanlah sebagai gambaran dari diri Abu Yazid, tetapi gambaran Tuhan, karena ia telah bersatu dengan Tuhan sehingga dapat dikatakan bahwa Tuhan bicara melalui lidah Abu Yazid sedang Abu Yazid tidak mengetahui dirinya Tuhan. Beberapa Analisa Terhadap Ungkapan-ungkapan al-Bustami. Apabila dilihat sepintas, maka dari ungkapan-ungkapan al-Bustami dapat dikategorikan sebagai paham yang 22 Departemen Agama, Qur’an dan Terjemahannya, Bandung Penerbit Jabal, 2010 h. 304. 23 Proyek Pembinaan PTA IAIN SU, Pengantar Ilmu Tasawuf, h. 160. 24 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, h. 80. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 162 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinmenyimpang dari ketentuan agama seperti pernyataannya “Aku ini adalah Allah tiada Tuhan selain aku, maka sembahlah aku” yang telah dikemukakan diatas. Secara harfiah al-Bustami seakan-akan mengaku sebagai Tuhan pada saat Fana’. Namun kalau kita perhatikan kata-kata beliau dalam keadaan biasa tidak dalam keadaan Fana’ yang mengatakan “kalau kamu lihat seseorang mempunyai keramat yang besar-besar,walaupun dia sanggup terbang di udara maka janganlahkamu tertipu, sebelum kamu lihat bagaimana dia mengikuti perintah syari’at dan dan menjauhi batas-batas yang dilarang syari’at”, maka dapat dipahami bahwa al-Bustami dalam tasawuf tidaklah keluar dari garis-garis syari’at. Memang ungkapan-ungkapan al-Bustami seakan-akan beliau mengaku dirinya Tuhan, namun sebenarnya bukan itu yang dimaksudnya, karena kata-kata itu adalah firman Tuhan yang disalurkan lewat lidah al-Bustami yang sedang dalam keadaan Fana’al-nafs. Dalam hal ini beliau menjelaskan25 “Sesungguhnya yang berbicara melalui lidahku adalah dia sementara aku telah Fana”. Jadi sebenarnya Abu Yazid tidaklah mengaku dirinya sebagai Tuhan, namun perkataanya menimbulkan berbagai tanggapan. Al-Tusi mengatakan Ucapan ganjil al-Syaht adalah ungkapan yang ditafsirkan lidah atas limpahan intuisi dari dalam relung hatinya dan dibarengi Seorang sufi yang sedang trance tidak bisa mengendalikan diri sepenuhnya sehingga sulit untuk bisa mengendalikan apa yang bergejolak dalam kalbunya dan membuat seseorang mengungkapkan kata-kata yang sulit dipahami oleh pendengarnya. Oleh sebab itu menurut al-Tusi, bila seorang sufi sedang Fana’ dari hal-hal yang berkenaan dengan dirinya, bukan berarti ia kehilangan sifat-sifat basyariahnya sebab sifat itu tidak dapat sirna dari diri manusia. Akan sangat berbahaya dari keyakinan seorang muslim jika menganggap kefana’an adalah kefana’an sifat-sifat manusia dan ia bersifatkan sifat-sifat ketuhanan. Menurut pendapat yang mengatakan ketika Fana’ hilang sifat-sifat mereka dan masuk sifat-sifat Yang Maha Benar adalah keliru, karena dapat mengantar mereka kepada Hulul atau penyatuan manusia dengan Tuhan. Sebab Tuhan tidak Hulul dalam kalbu tetapi yang bertempat dalam kalbu adalah keimanan kepada-Nya, pembenaran kepada-Nya dan 25 Abd Qodir Mahmud, Al Falsafah al Saufiyah fi al Islam, Kairo Dar al Fikr Al Arabiy, 1966, h. 310 26 Abd Qodir Mahmud, Al Falsafah al Saufiyah fi al Islam, h. 310 F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 163 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinpengenalan akan dia. Louis Massignon menyatakan bahwa ungkapan yang muncul pada seorang sufi diluar sadarnya berarti telah Fana’ dari dirinya sendiri serta kekal dalam zat Yang Maha Benar, sehingga ia mengucap dalam kalam Yang Maha Benar dan bukan ucapannya sendiri dan perkataan tersebut tidak akan terucap dalam kondisi normal bahkan akan ditolak oleh dirinya Al-Junaid mengatakan bahwa seorang sufi yang dalam keadaan trance tidak mengucapkan tentang dirinya sendiri tapi tentang apa yang disaksikannya yaitu Allah. Ia sangat terbuai sehingga tidak ada yang disaksikan kecuali Allah. Al-Junaidi menilai bahwa al-Bustami adalah termasuk para sufi yang tidak bisa mengendalikan diri serta tunduk pad intiusi sehingga tidak bisa menjadi panutan sufi lainnya. Demikian pula menurut Ibn Taimiyah bahwa seorang sufi yang trance dihapus saja, bukan untuk dituturkan dan dilaksanakan. Semantara itu ulama yang berpegang teguh kepada syari’at secara zhahir menuduhnya sebagai sufi kafir karena menyamakan dirinya dengan Allah dan ulama yang lain mentolerir ucapan semacam itu dianggap sebagai penyelewengan dan bukan Berdasarkan pendapat-pendapat diatas ternyata ungkapan-ungkapan al-Bustami disampaikan dalam keadaan Fana’ dan tidak dapat dijadikan pedoman karena diucapkan dalam keadaan tidak sadar atau tidak dalam keadaan mukallaf yang sempurna, oleh sebab itu, tidaklah tepat kalau ia dituduh sebagai seorang sufi yang kafir. Lagi pula faham Fana’ dan Baqa’ yang ditujukan untuk mencapai ittihad itu dapat dipandang sejalan dengan konsep liqa dan Baqa’ merupakan jalan menuju perjumpaan dengan Tuhan. Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT pada surah Al-Kahfi ayat 110 diatas, ayat tersebut memberi isyarat bahwa Allah SWT telah memberi peluang kepada manusia untuk menemuinya, bahkan karena sudah merasa terlalu dekat dengan Tuhan al-Bustami telah merasa berittihad dengan-Nya. Konasep Fana’ dan Baqa’ ini juga di ilhami dari isyarat ayat yang berbunyi 27 Abu al Wafa al Ghanimi al Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, Kairo dar at Tsaqafah li al nasyr wat Tauzi’ 1983, terj Ahmad Rafi’ Usmani bandung Pustaka 1997, h. 117. 28 Departemen agama, Ensiklopedi Islam Jakarta 1993, h. 263. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 164 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidin            Terjemahannya Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. QS. Ar-Rahman, 55 26-27.29 Merujuk pada uraian tersebut, konsep yan diusung oleh Abu Yazid al-Bustami tidak berbeda jauh dengan konsep al-Halaj. Konsep al-Ittihat yan diusungnya juga mengarah pada sikap seolah-olah Allah Swt telah mengambil alih dirinya. Sehingga muncul anggapan bahwa ia adalah Allah dan Allah adalah dia. Jika konsep ini terus dipakai, maka akan semakin banyak orang yang menganggap hal tersebut sudah melenceng dari ajaran aama Islam. Sebab orang-orang awam yang maqamnya rendah, akan mudah terjerumus pada kesesatan. KESIMPULAN Al-Bustami adalah seorang tokoh sufi yang hidup pada abad ketiga hijrah. Beliau dipandang sebagai orang yang mempelopori paham Fana’ dan Baqa’ dan Ittihad. Sebelum bekliau bergelut dengan dunia tasawuf, beliau mempelajari fiqh terutama mazhab Hanafi. Paham Fana’ yang dikembangkan oleh beliau adalah menyatakan bahwa apabila manusia telah sampai tingkat Fana’ artinya hilangnya kesadaran akan wujud diri dan lingkungannya, maka ia akan Baqa’ yang artinya berkesinambungan didalam sifat-sifat ketuhanan. Yaitu kekalnya sifat-sifat terpuji dan sifat-sifat Tuhan dalam diri manusia dan puncaknya adalah manusia dapat menyatu atau ittihad dengan Tuhan sehingga diri pribadi menjadi tiada dan yang ada hanya Tuhan semata-mata. Paham ini mendapat tanggapan yang beragam dari kalangan ulama. Ulama syari’ah atau ahli fiqh cenderung menyatakan bahwa paham ini menyesatkan dan al-Bustami dikatakan kafir, sebagian lagi menganggapnya hanya penyimpangan saja dan sebagian lagi memahami bahwa paham yang didasarkan pada ungkapan-ungkapan al-Bustami tidak dapat dijadikan pedoman sebab disampaikan ketika ia 29 Departemen Agama, Al Qur'an dan terjemahnya, h. 886 F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 165 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidintidak dalam kesadaran dirinya, melainkan tunduk pada intuisi ketikas ia fana’, baqa’, dan Ittihad. DAFTAR PUSTAKA Abd Qodir Mahmud, Al Falsafah al Saufiyah fi al Islam, Kairo Dar al Fikr Al Arabiy, 1966. Abu al Wafa al Ghanimi al Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, Kairo dar at Tsaqafah li al nasyr wat Tauzi’ 1983, terj Ahmad Rafi’ Usmani, Bandung Pustaka 1997. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 166 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © JunaidinAbuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2002. Al Kalabazi, Al Ta’aruf Madzhab al Tasawuf, Kairo Maktabah al Kulliyahal al Anhadiah, 1969. Al Qusyairiy, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta Bulan Bintang 1983. Asmaran AS, Pengantar Studi Tasawuf, Jakarta Rajawali Press, 1994. Departemen Agama, Qur’an dan Terjemahannya, Bandung Penerbit Jabal, 2010. Fariduddin Al-Aththar, Warisan Para Auliya’ Bandung Pustaka, 1983. Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam. Jakarta Bulan Bintang, 1992. Lois Ma’luf, al munjid fil lughah, Beirut al maktabah al katholikiyah, 1956. M. M. Syarif, A History of Muslim Philosophy. Vol. I; Wiesbaden Otto harrassowitz, 1966. Mohamad Iyad al Syathi, Makanah al Tasawuf wa al Sufiyah fi al Islam, Kairo al Arabiy, tt. Mustafa Zahri, kunci Memahami Tasawuf, Surabaya Bina Ilmu, 1985. Proyek Pembinaan PTA IAIN SU, Pengantar Ilmu Tasawuf, Medan 1981/1982. Qasim Muhammad Abbas, Abu Yazid al-Bustami al-majmu’ah as-Shufiyah al-Kamilah. Damaskus Dar al-Mada li at-Tsaqafah wa an-Nasyr, 2004. Sayyid husain, William C. Chittick, Leonard lewisohn, Warisan sufi, Cet, I; Jogjakarta Terjemahan Tim Pustaka Sufi, 2003. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this PT Raja Grafindo PersadaAbuddin NataAkhlak TasawufAbuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, Al-Aththar, Warisan Para Auliya' Bandung PustakaDepartemen AgamaQur'an Dan TerjemahannyaDepartemen Agama, Qur'an dan Terjemahannya, Bandung Penerbit Jabal, 2010. Fariduddin Al-Aththar, Warisan Para Auliya' Bandung Pustaka, M SyarifM. M. Syarif, A History of Muslim Philosophy. Vol. I; Wiesbaden Otto harrassowitz, 1966. 1 court extrait de l’ODS ODS est l’acronyme du dictionnaire officiel du scrabble.MUTER v. [cj. aimer].Infinitif MUTERIndicatif présent MUTE MUTES MUTONS MUTEZ MUTENTIndicatif imparfait MUTAIS MUTAIT MUTIONS MUTIEZ MUTAIENTIndicatif futur simple MUTERAI MUTERAS MUTERA MUTERONS MUTEREZ MUTERONTIndicatif passé simple MUTAI MUTAS MUTA MUTÂMES MUTÂTES MUTÈRENTSubjonctif présent MUTE MUTES MUTIONS MUTIEZ MUTENTSubjonctif imparfait MUTASSE MUTASSES MUTÂT MUTASSIONS MUTASSIEZ MUTASSENTConditionnel présent MUTERAIS MUTERAIT MUTERIONS MUTERIEZ MUTERAIENTImpératif MUTE MUTONS MUTEZParticipe présent MUTANTParticipe passé MUTÉ MUTÉS MUTÉE MUTÉES3 courts extraits du WikWik est une base de données en ligne des mots définis sur les Wiktionnaires français, anglais, espagnol, italien, etc.mutais v. Première personne du singulier de l’indicatif imparfait du verbe v. Deuxième personne du singulier de l’indicatif imparfait du verbe muter.En espagnol mutáis v. Segunda persona del plural vosotros, vosotras del presente…14 mots valides tirés des 4 définitionsAIMER DE DEL DEUXIEME DU IMPARFAIT INDICATIF MUTER PERSONNE PLURAL PREMIERE PRESENTE SINGULIER VERBE5 mots invalides tirés des 4 définitionsCJ PERSONA SEGUNDA VOSOTRAS VOSOTROS9 sous-mots Mots se trouvant tels quels à l'intérieur du mot.AI AIS MU MUT MUTA MUTAI TA TAIS UT2 sous-mots DàG Mots écrits de droite à gauche, se trouvant tels quels à l'intérieur du mot.SI TUUne anagramme Nouveau mot formé en changeant l'ordre des lettres du mot.MUSAIT8 cousins Nouveaux mots formés en changeant une lettre dans le mot.BUTAIS JUTAIS LUTAIS MATAIS MITAIS MURAIS MUSAIS MUTAIT3 lipogrammes Nouveaux mots formés en enlevant une lettre du mot.MUAIS MUTAI MUTAS4 préfixes Nouveaux mots formés en ajoutant une ou plusieurs lettres devant le mot.COMMUTAIS PERMUTAIS COPERMUTAIS TRANSMUTAIS16 anagrammes plus une Nouveaux mots formés avec toutes les lettres du mot plus une lettre.+A AMUSAIT+B AMBITUS BITUMAS+D MAUDITS+E AMUITES AUTISME+L MUTILAS SIMULAT STIMULA+N MINUTAS MUTINAS TSUNAMI+P IMPUTAS+R ATRIUMS+S MUSSAIT+Z AZIMUTS18 anagrammes moins une Nouveaux mots formés avec les lettres du mot moins une lettre du mot.-I MATUS MUSAT MUTAS-M SITUA SUAIT TUAIS USAIT-S AMUIT MUAIT MUTAI-T AMUIS MUAIS MUSAI-U MATIS MISAT MITAS SAMIT TAMISPointage au scrabble7 au scrabble Probabilité de piocher 7 lettres au début de la partie permettant de construire le mot.Joker permis, 1 chance sur 1145 0,09%.Joker interdit, 1 chance sur 4123 0,02%.Autres languesValide espagnolInvalide anglais italienCatégories sans motAucune épenthèse Mot formé en insérant une lettre dans un mot.Aucun suffixe Mot formé en ajoutant une ou plusieurs lettres à la fin du mot.Aucune fois au milieu Mot formé en ajoutant une ou plusieurs lettres devant et à la fin du mot.Sites web recommandésNouveau ! Visitez - le mot est dans le WikWik, voyez tous les détails 3 définitions.Visitez - jouez au scrabble duplicate en - créez vos listes de mots personnalisées pour le - consultez des centaines de listes utiles au jeu de scrabble.

kata mutiara abu yazid al bustami